Istilah medis seperti “kista” dan “miom” memang masih jadi sesuatu yang menakutkan buat banyak perempuan. Biasanya, ini karena keduanya sering dikait-kaitkan dengan berbagai penyakit berbahaya yang menyerang sistem reproduksi wanita.
Akan tetapi, miom sebetulnya termasuk kondisi medis yang umum banget, Charm Girls. Sebagian besar perempuan yang memiliki miom di dalam rahimnya bahkan nggak perlu penanganan khusus. Yuk, kita pelajari lebih lanjut apa itu miom dan hal-hal yang perlu kamu lakukan kalau memilikinya.
Apa itu miom?
Miom adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam atau di sekitar uterus (rahim). Benjolan ini juga dikenal sebagai fibroid rahim, fibroid uteri, dan leiomyoma. Ukuran dan jumlah miom bervariasi, dari ukuran 1 mm hingga lebih besar dari 20 cm.
Meski termasuk tumor, miom biasanya nggak memiliki sifat seperti kanker. Benjolannya memang bisa membesar, tapi miom hampir nggak pernah berkembang menjadi kanker. Adanya miom juga nggak meningkatkan risikomu untuk terkena kanker rahim.
Banyak perempuan memiliki miom di dalam rahimnya, terutama mereka yang berusia di atas 45 tahun. Namun, kebanyakan orang nggak menyadari hal ini karena fibroid rahim biasanya nggak menimbulkan gejala.
Miom dikelompokkan berdasarkan ukuran, lokasi pertumbuhan, dan gejala yang dapat timbul karenanya. Nah, berikut empat jenis miom yang bisa tumbuh pada rahim.
- Mioma intramural: jenis miom yang paling umum dan biasanya tumbuh di dalam dinding rahim.
- Mioma subserosa: fibroid yang tumbuh di luar dinding rahim sehingga menekan organ-organ di sekitarnya, terutama kalau ukurannya besar.
- Mioma bertangkai: seperti namanya, miom ini membentuk tangkai atau cabang yang terhubung ke rahim. Kadang-kadang, miom bisa menimbulkan nyeri.
- Mioma submukosa: benjolan tumor yang paling jarang, yang biasanya tumbuh di bawah lapisan rahim dan bisa menyebabkan perdarahan.
Gejala miom yang bisa dikenali
Miom jarang banget menimbulkan gejala. Namun, pada kondisi tertentu, tumor dalam rahim bisa memicu gejala seperti:
- menstruasi yang lebih deras dari biasanya,
- menstruasi lebih dari seminggu,
- nyeri di sekitar panggul,
- sakit punggung,
- nyeri pada kaki,
- lebih sering buang air kecil, dan
- buang air kecil terasa nggak tuntas.
Gejala yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung lokasi tumbuhnya miom. Sebaiknya kamu segera mencari pertolongan ke dokter jika kamu sudah mulai merasakan gejala yang tidak enak secara terus-menerus.
Penyebab tumbuhnya miom di dalam rahim
Penyebab fibroid rahim belum sepenuhnya diketahui, tapi kondisi ini diduga berkaitan dengan meningkatnya produksi hormon estrogen dan progesteron. Keduanya berperan penting dalam perkembangan lapisan rahim menjelang menstruasi.
Dugaan ini bertambah kuat karena sel-sel pembentuk fibroid rahim punya lebih banyak reseptor (penerima) hormon estrogen dan progesteron dibandingkan sel lainnya yang membentuk otot rahim. Selain itu, fibroid cenderung mengecil akibat produksi hormon menurun menjelang masa menopause.
Miom kadang juga mengandung gen-gen yang berbeda dari sel pembentuk rahim pada umumnya. Karena temuan ini, ada kemungkinan miom diturunkan dari ibu ke anaknya. Namun, hal ini masih perlu dikaji lebih lanjut.
Menurut Mayo Clinic, beberapa faktor yang bisa meningkatkan peluang terbentuknya miom rahim yaitu:
- keturunan,
- ras kulit gelap,
- menstruasi pertama lebih awal,
- kekurangan vitamin D,
- konsumsi daging merah yang tinggi, serta
- jarang menkonsumsi sayur.
Cara mengatasi dan mencegah miom
Setelah tahu apa itu miom, kamu mungkin jadi penasaran gimana cara mencegah dan mengatasinya. Pertama-tama, tentu kamu harus mendapatkan diagnosis yang tepat dari dokter.
Kebanyakan perempuan nggak memerlukan perawatan khusus. Mereka cuma diminta untuk mengawasi ada-nggaknya gejala dan apakah gejala bertambah berat dari waktu ke waktu. Kamu tetap bisa menjalani hari-hari seperti biasa.
Nah, jika miom berukuran besar sampai menimbulkan gejala yang mengganggu, dokter bisa menyarankan konsumsi obat-obatan sesuai kondisimu. Kalau memang diperlukan, dokter juga bisa menyarankan operasi minor, tapi lagi-lagi ini termasuk jarang banget.
Pertumbuhan miom hampir nggak bisa dicegah, tapi kamu bisa mengurangi risikonya dengan menjalani gaya hidup yang sehat. Perbanyak makan sayur dan buah-buahan, terus hindari kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol, dan malas gerak.
Kurangi risikonya dengan menjaga kesehatan reproduksi
Fibroid rahim sering kali baru muncul begitu seseorang berusia di atas 45 tahun, tapi kamu bisa mengurangi risikonya dari sekarang. Selain melalui gaya hidup sehat, awali juga dengan cara menjaga kesehatan reproduksi pada masa pubertas.
Kurangi risiko infeksi pada organ reproduksi dengan menjaga kebersihannya. Gunakan produk kewanitaan yang pas, terutama pembalut. Minimal, pilihlah pembalut yang pas dengan kebutuhan dan aktivitasmu sehari-hari supaya kamu merasa nyaman.
Sebisa mungkin, hindari paparan bahan-bahan kimia yang nggak dibutuhkan, terutama gas klorin pada pembalut. Rawatlah dan jaga pula kesehatan area kewanitaan dengan memilih pembalut alami tanpa bahan-bahan tambahan yang berisiko.
Sebagai upaya mendukung kesehatan reproduksi remaja perempuan selama pubertas, CHARM berkomitmen untuk menghindari pemakaian gas klorin dalam produk-produk pembalutnya. Dengan begitu, kamu bisa tetap nyaman beraktivitas tanpa risiko iritasi, gatal-gatal, maupun gangguan kesehatan lainnya.
Baca Juga Disini:
Bagaimana Cara Menjaga Kesehatan Reproduksi Pada Masa Pubertas
Inilah Pertumbuhan dan Perkembangan Organ Reproduksi Manusia
Inilah Penyebab dan Gejala Kista Ovarium yang Harus Kamu Tau