Panas terik matahari membuat soda atau minuman berkarbonasi menjadi sesuatu yang berharga untuk tubuh. Soda juga tak jarang jadi teman untuk makanan cepat saji dengan sensasi menggelitik di tenggorokan.
Minuman berkarbonasi adalah minuman yang mengandung CO2 terlarut karena berbagai alasan.
Soda dan minuman bersoda ringan berkarbonasi lainnya biasanya mengandung air berkarbonasi atau air dengan karbon dioksida terlarut, semacam pemanis, dan penyedap alami atau buatan.
Air berkarbonasi mengandung lebih banyak karbon dioksida daripada air biasa, memungkinkan seseorang yang meminumnya bisa menikmati sensasi bergelembung.
Hal yang membuat minuman bisa bersoda
Karbon dioksida tidak memiliki warna dan hambar. Di sisi lain, asam karbonat yang tercipta selama proses karbonasi inilah yang menciptakan desis. Semakin dingin minuman dan semakin rapat penyegelannya, minuman bersoda akan semakin berbuih.
Karbon dioksida terbanyak yang dapat ditangani oleh air adalah sekitar 8 gram per liter. Jadi, ketika ada kelebihan, karbon dioksida akan tetap berada di dalam air sampai tekanan dilepaskan, karbon dioksida keluar, dan minuman menjadi kempes.
Karbonasi juga dapat terjadi secara alami. Hal ini berlaku untuk air mineral berkarbonasi alami yang menyerap karbon dioksida dari tanah loh Charm Girls. Karbonasi juga bisa dibuat oleh manusia, dibuat selama proses di mana karbon dioksida dipompa ke dalam minuman pada tingkat tekanan tinggi. Wadah kemudian disegel untuk menjaga karbonasi di dalamnya.
Nah inilah yang membuat seseorang merasakan lidah biasanya akan kesemutan saat minum soda atau air berkarbonasi.
Seringkali konsumsi minuman telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan kebijakan publik yang sangat terlihat dan kontroversial, termasuk di antaranya soda atau minuman berkarbonasi.
Seberapa banyak tubuh boleh minum minuman berkarbonasi
Tidak ada penjelasan rinci seberapa batas seseorang bisa mengonsumsi minuman bersoda atau berkarbonasi namun, air putih sebaiknya jadi pilihan yang utama. Kementerian kesehatan menjelaskan konsumsi air putih yang disarankan bagi orang dewasa, yaitu sekitar delapan gelas berukuran 230 ml per hari atau total 2 liter. Selain dari minuman, makanan juga dapat memberikan asupan cairan pada tubuh yaitu sekitar 20 persen.
Selain itu, terkadang banyak minuman bersoda yang mengandung banyak gula, padahal Kementerian Kesehatan Indonesia menentukan batas konsumsi atau kebutuhan gula per hari adalah 50 gram gula atau setara dengan empat sendok makan. Sedangkan American Heart Association (AHA) menyarankan kebutuhan gula per hari sekitar 100 kalori atau sekitar enam sendok teh.
Air berkarbonasi yang hanya mengandung air dan karbon dioksida dianggap sebagai minuman sehat. Ini menghidrasi seperti halnya air biasa. Namun, beberapa air berkarbonasi mengandung aditif dan bahan lain yang bisa turun manfaat kesehatannya. Biasakan untuk selalu baca fakta nutrisi yang dapat ditemukan pada label untuk menentukan apakah produk tersebut tepat untuk.
Pilihan yang terbaik adalah minuman bersoda yang rendah natrium dan tanpa tambahan gula, pemanis dan perasa buatan.
Bahaya nya untuk tubuh
Charm Girls, jika memang suka minuman bersoda tak bisa disangkal tiap orang pasti punya satu merek atau jenis minuman bersoda atau berkarbonasi andalan mereka. Beberapa mungkin lebih suka soda sementara yang lain meraih air tonik atau bahkan sampanye, dan seluruh jenis minuman itu semuanya berbuih dan bisa memuaskan dengan caranya sendiri.
Namun, karbon dioksida yang terkandung dalam minuman berkarbonasi ini mungkin dapat menyebabkan gas dan kembung pada beberapa orang. Jadi, jika Charm Girls menderita sakit perut saat terlalu banyak minum minuman berkarbonasi, mungkin inilah saatnya untuk mengurangi atau memilih sumber hidrasi sehat lainnya.
Air berkarbonasi hanya menghidrasi tubuh seperti air biasa. Namun, minuman berkarbonasi menimbulkan gelembung di perut yang bisa membuat seseorang bersendawa. Beberapa orang menemukan bahwa efek gelembung di perut membantu meredakan sakit perut, namun ada juga yang menjadi tidak nyaman.
Selain itu, ada sejumlah klaim yang menjelaskan bahwa minuman berkarbonasi bisa berpengaruh pada kalsium tulang. Selain itu, dapat mengikis enamel gigi.
Minuman berkarbonasi juga disebut dapat mengiritasi lambung jika diminum secara berlebihan. Kekhawatiran ini berasal dari studi sebelumnya tentang efek kesehatan dari minuman ringan berkarbonasi, juga dikenal sebagai soda atau cola. Ini adalah minuman yang mengandung bahan kimia, dan gula buatan atau alami.
Penelitian memang mengaitkan minuman ringan berkarbonasi dengan kepadatan mineral tulang yang lebih rendah. Tapi penelitian menunjukkan pelakunya adalah asam fosfat dalam minuman ringan, bukan karbonasi.
Studi juga menyebutkan bahwa kesehatan tulang yang buruk bisa terjadi saat minuman ringan menggantikan makanan kaya kalsium, seperti susu. Studi lain menunjukkan bahwa erosi gigi disebabkan oleh kandungan asam yang tinggi di banyak soda dan bukan karena karbonasi.