Kembali

Edukasi

Gangguan disforik pramenstruasi, berbahaya gak ya?

Gangguan disforik pramenstruasi, berbahaya gak ya?


Pra menstruasi adalah fase sebelum datangnya menstruasi yang umumnya terjadi pada wanita. Pada fase ini, tubuh mengalami perubahan hormonal yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik wanita. Salah satu kondisi yang sering dialami oleh wanita pada fase pra menstruasi adalah Gangguan Disforik Pra Menstruasi (GPDM). 

Biasanya, kita aja udah nggak nyaman dengan gejala PMS pada umumnya. Kalau berdasarkan sumber kesehatan, gangguan disforik pramenstruasi menimbulkan gejala PMS yang parah. Bahkan sampai memerlukan pertolongan professional. Sebelum mengenal lebih jauh mengenai kondisi gangguan disforik pramenstruasi, yuk cari tahu dulu mengenai fase pra menstruasi.

Pada periode pra menstruasi, perubahan hormonal pada fase pramenstruasi disebabkan oleh peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh indung telur. Peningkatan kadar hormon ini menyebabkan perubahan pada lapisan rahim dan mempersiapkan tubuh untuk menstruasi. Hal ini menimbulkan beberapa gejala fisik yang kita biasa kenal sebagai PMS atau pre menstrual syndrome.

Gejala fisiknya di antara lain adalah perut kembung, sakit kepala, nyeri payudara, sakit pinggang, dan rasa lelah. Selain itu, beberapa wanita juga mengalami kram perut, mual, dan sembelit. Sementara itu, gejala mental pada fase pra menstruasi meliputi perubahan mood, seperti mudah marah, cemas, atau depresi. Beberapa wanita juga mengalami kesulitan tidur, gangguan makan, dan kurang konsentrasi.

Gejala-gejala tersebut mungkin Charm Girls biasa rasakan ketika memasuki masa haid. Cukup mengganggu, ya? Pastinya sih, aktivitas sehari-hari juga jadi terhambat karena gejala PMS yang bikin ingin rebahan terus aja dan nggak mood untuk produktif. Selain itu, gejala fisik juga bisa bikin makin pusing dan gelisah. Tapi ternyata gejala pra menstruasi bisa jadi kondisi yang makin serius, loh.

Apa itu Gangguan Disforik Pra Menstruasi?

Gangguan Disforik Pra Menstruasi (GDPM) adalah kondisi yang terjadi pada sekitar 3-8% wanita yang mengalami gejala emosional yang signifikan selama fase pra menstruasi. Gejala GDPM meliputi perasaan cemas yang intens, perasaan sedih, dan iritabilitas yang berlebihan, dan bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Risiko GDPM cukup tinggi, namun masih sering diabaikan. Banyak wanita yang menganggap bahwa gejala pra menstruasi adalah hal yang wajar, padahal sebenarnya mereka menderita GDPM. Faktor penyebab GDPM masih belum diketahui secara pasti. Namun diduga disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama fase pra menstruasi. Hormon serotonin, yang berperan dalam pengaturan suasana hati, juga berpengaruh pada gejala GDPM.

Selain faktor hormonal, faktor psikologis dan sosial juga dapat mempengaruhi timbulnya GDPM. Misalnya, stres yang berlebihan, kelelahan, serta konflik interpersonal dapat memperburuk gejala GDPM. Faktor genetik juga diduga berperan dalam GDPM, tapi masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan hal ini.

Meskipun GDPM tidak berbahaya secara fisik, namun kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Oleh karena itu, penting bagi Charm Girls untuk memperhatikan perubahan suasana hati dan gejala-gejala yang muncul selama fase pra menstruasi. Jika merasa gejala GDPM mengganggu kondisi kesehatan kamu sehari-hari, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Bagaimana Gejala Gangguan Disforik Pra Menstruasi Terjadi?

Gangguan disforik pra menstruasi memiliki gejala yang mirip dengan sindrom pramenstruasi (PMS), tetapi lebih parah dan dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari seperti bekerja, belajar, atau berinteraksi dengan orang lain. Beberapa gejala umum dari gangguan disforik pra menstruasi meliputi:

  • Perasaan sedih atau depresi yang mendalam
  • Kecemasan atau ketegangan yang berlebihan
  • Mudah tersinggung atau marah
  • Ketidakmampuan berkonsentrasi
  • Perubahan nafsu makan
  • Gangguan tidur
  • Sakit kepala atau nyeri otot

Untuk mengobati GDPM, ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti terapi obat dan terapi non-obat. Terapi obat dapat berupa penggunaan obat antidepresan, penggunaan kontrasepsi hormonal, atau penggunaan suplemen vitamin B6 dan magnesium. Sedangkan terapi non-obat dapat berupa mengubah pola hidup menjadi lebih sehat seperti melakukan olahraga, mengonsumsi makanan sehat, dan beristirahat dengan cukup.

Selain itu, untuk mengurangi gejala gangguan disforik pra menstruasi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti mengatur pola tidur dan waktu makan yang teratur, melakukan meditasi atau relaksasi, serta menghindari stres dan konflik yang dapat memperburuk gejala.

Namun, jika gejala GPDM yang dialami sangat mengganggu dan mempengaruhi kualitas hidup, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan efektif. Dengan penanganan dari ahli, diharapkan kondisi yang Charm Girls alami dapat diagnosa dan pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan kalian.

Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat Charm Girls, seperti keluarga, dan teman-teman. Serta mencari informasi yang tepat dan akurat mengenai GDPM. Perhatikan kesehatan diri dan jangan ragu untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk merawat diri sendiri.

gejala pra menstruasi
gejala pms yang parah
Komentar (11)
A

An
Anonymous
Nice info
a year ago
Balas
An
Anonymous
Thanks for information ❤️
a year ago
Balas
An
Anonymous
Makasih banyak informasi nya
a year ago
Balas
floating-icon