Kembali

Edukasi

Masalah menstruasi pada masa pubertas

Masalah menstruasi pada masa pubertas


Begitu menstruasi seorang perempuan dimulai, tubuhnya pasti akan mengalami berbagai ketidaknyamanan yang berbeda baik secara fisik maupun emosional. Hal ini terutama terjadi ketika siklus menstruasi tidak stabil, dan mengakibatkan masalah karena menstruasi tidak datang pada hari yang diperkirakan atau menstruasi yang normal. Mempelajari hal-hal seperti ini lebih awal dapat memudahkan saat putri Anda bertanya tentang apa yang terjadi pada tubuhnya. 

Baca Juga : Pubertas bikin jerawatan - Charm Girl's Talk

Pastikan Anda selalu ada untuk membantu, sehingga mereka dapat bercerita setiap kali mereka mulai merasa tidak nyaman.

Masalah pada siklus menstruasi 

Polimenorea 

Masalah ini mengacu pada siklus menstruasi yang terjadi lebih pendek dari siklus menstruasi biasanya (dalam 24 hari). Dalam banyak kasus, hal ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon selama masa pubertas. Polimenorea disebabkan oleh siklus anovulasi, dimana ovulasi tidak terjadi. Efeknya dapat menyebabkan siklus menjadi pendek atau menyebabkan perdarahan berlebih yang berujung dengan anemia. Namun, ada beberapa orang memiliki siklus menstruasi yang pendek secara teratur dikarenakan fisiologinya berbeda.

Masalah menstruasi pada masa pubertas

Oligomenorea 

Masalah ini mengacu pada periode menstruasi yang lebih jarang dari siklus menstruasi biasanya (39 hari atau lebih). Hal ini dapat disebabkan oleh menstruasi anovulatori, folikel ovarium yang terlalu lama tumbuh, diet berlebihan, atau penambahan berat badan. Parents, ingat mengikuti rutinitas harian yang normal itu sangat penting daripada memaksakan diri untuk berdiet. Jadi ketika menstruasinya tidak datang lebih dari tiga bulan, bawalah putri Anda untuk menemui dokter kandungan.

Amenorrhea sekunder 

Hal ini terjadi di mana siklus haid berlangsung normal namun diikuti dengan tiga bulan atau lebih tanpa haid. Ini cenderung dikarenakan otak tidak mampu menyesuaikan hormon pada tubuh dan kenaikan/penurunan berat badan akibat diet, stres, atau olahraga berat. 

Amenorrhea primer 

Hal ini terjadi ketika seorang anak perempuan belum mendapatkan menstruasi pertama bahkan setelah usianya mencapai 18 tahun. Ada berbagai penyebab kondisi ini termasuk masalah dengan kromosom, bentuk rahim, ovarium yang berfungsi tidak normal, atau dinding vagina yang tersumbat. 

Masalah pada pendarahan menstruasi 
Hypermenorrhea 

Sekali menstruasi, setidaknya ada sekitar 20 hingga 140 ml perdarahan yang keluar. Sementara di hari-hari berat, akan ada sekitar dua sendok makan darah. Hypermenorrhea sendiri mengacu pada perdarahan yang berlebihan, seperti saat pembalut perlu diganti dalam waktu satu jam atau jika terdapat banyak gumpalan di dalam darah. Kondisi ini dapat memicu anemia juga, lho. 

Hal ini mengacu pada menstruasi dengan darah yang sangat sedikit bahkan seseorang yang mengalaminya tidak membutuhkan pembalut. Kondisi tersebut cenderung terjadi mereka yang berada di masa pubertas ketika siklusnya tidak stabil. Tak perlu cemas, Anda hanya cukup tunggu dan perhatikan.

Masalah lainnya 
Pramenstruasi Sindrom (PMS) 

Ada beberapa gejala yang menimbulkan ketidaknyamanan pada tiga hingga sepuluh hari sebelum menstruasi dimulai. Dimulai sakit perut, sakit kepala, bahu kaku, sakit punggung bawah, kembung, nafsu makan meningkat/menurun, sembelit, diare, kantuk, insomnia, tangan dan kaki dingin, mudah marah, depresi, lesu, sedih, mudah lelah, sulit berkonsentrasi dan lainnya.

Masalah menstruasi pada masa pubertas

Pendarahan selama ovulasi 

Meskipun tidak mempengaruhi semua perempuan, beberapa dari mereka mengalami pendarahan serta nyeri selama dua hingga tiga hari setelah menstruasi.

Perdarahan uterus abnormal 

Pendarahan ini berlangsung cukup lama tanpa akhir menstruasi yang jelas disebut perdarahan fungsional dan disebabkan oleh hormon yang tidak seimbang. Tak perlu cemas, Anda hanya cukup tunggu dan perhatikan untuk mengetahui jumlah darah yang keluar. Segera temui dokter apabila terjadi pendarahan hebat dalam waktu singkat.

Dismenore 

Selain nyeri perut bagian bawah dan nyeri punggung bawah, wanita yang menderita dismenore akan merasakan mual, sakit kepala, pusing, diare, dan nyeri haid yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Hal ini disebabkan oleh rahim tidak berkembang sepenuhnya selama masa pubertas, apalagi anak-anak perempuan muda akan merasakan lebih sakit yang berlebih. Tidak ada alasan medis khusus untuk kondisi ini namun apabila gejalanya memburuk dan terjadi terus menerus, sudah waktunya untuk menemui dokter karena hal ini dapat menjadi indikator bahwa ada yang salah dengan rahim. 

(Berdasarkan penelitian Unicharm)

Kelabilan Saat Pubertas 

Mendampingi sang buah hati yang sedang melalui masa yang paling penting dalam hidupnya ini, tentunya akan membuat Anda membutuhkan usaha lebih. Mungkin, Anda bisa memulai untuk memposisikan diri Anda sebagai seorang teman yang selalu bisa menjadi tempat bercerita tentang apapun; diskusi atau ngobrol ringan bisa menghilangkan jarak antara kalian lho, Parents! Anda juga harus menambah wawasan tentang dunia pubertas agar dapat menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya oleh putri Anda. Berikan Ia pemahaman juga bahwa pubertas dan proses menjadi dewasa bukanlah hal yang tabu. Jadi, tetap semangat ya, Parents.

Hal yang harus diingat! 

Akan ada berbagai masalah yang bisa terjadi saat menstruasi. Pelajarilah terlebih dahulu masalah-masalah tersebut sehingga Anda tahu apa yang harus dilakukan nanti. 
// 
Segera temui dokter kandungan jika masalah menstruasi terus berlanjut.

Komentar (8)
A

DF
Dini Fitriani
terima kasih admin infonya
2 years ago
Balas
ra
rafa
infonya bagus thanks
2 years ago
Balas
ck
cynthia kho
makasih artikelnya min
2 years ago
Balas
floating-icon