Selain memenuhi semua kebutuhan sang buah hati, tantangan lainnya yang dirasakan oleh setiap orang tua adalah bagaimana melindungi anak-anak mereka dari orang yang berniat jahat.
Di sisi lain, kesibukan Anda dalam bekerja yang menyita waktu kerap membuat anak-anak terpaksa harus jauh dari pengawasan. Untuk itu, hal yang perlu dilakukan orang tua adalah mengajarkan anak melindungi dirinya sendiri. Sebagai orang tua, tidak mungkin kan Anda terus mendekap sang buah hati dalam rumah? Tentu tidak. Ia harus keluar. Ia harus bertemu dengan orang lain dan menghadapi dunianya sendiri.
Baca Juga : Girls, it's a consent! Mengapa konsen atas tubuh itu penting - Charm Girl's Talk
Ini menjadi sangat penting untuk diajarkan kepada anak sedini mungkin karena kejahatan dapat mengintai sewaktu-waktu, tanpa peduli berapapun usia seseorang. Apalagi, zaman yang semakin canggih membuat bentuk kekerasan kepada anak semakin beragam dan banyak celahnya, Parents.
Berikut ini beberapa tips mengajarkan anak melindungi diri.
1.Berikan Anak Keberanian Menghadapi Bullying
Bullying dapat terjadi di sekolah, di mana mereka seharusnya mendapat perlindungan. Pelaku bully menjadikan anak-anak yang mereka anggap rentan sebagai sasaran. Oleh karenanya, orang tua harus memastikan anak-anak punya kepercayaan diri serta hubungan yang kuat baik dengan keluarga maupun teman sebaya untuk mencegah bullying.
Ajarkan mereka untuk bersikap bila menerima intimidasi. Ajarkan mereka untuk meninggalkan pelaku bully atau memberitahu orang dewasa yang bertanggungjawab di tempat tersebut seperti guru atau orang tua terkait masalah yang mereka hadapi. Beritahu anak untuk tetep tenang tanpa perlu bertengkar dengan pelaku bullying.
Di samping itu, ajarkan mereka etika di dunia maya lantaran bullying sangat mungkin menggunakan media sosial atau aplikasi di smartphone untuk mengintimidasi orang lain. Ajarkan mereka untuk menghindari cyber bullying dengan tidak posting terlalu sering atau banyak, hindari konten posting-an yang aneh, pintar-pintar memilih teman di sosial media, tidak sembarang “curhat” di sosial media yang hanya akan menambah bahan bullying.
2.It’s Okay to Say No
Sikap baik seseorang sering dianggap anak sebagai pertanda orang yang baik yang bisa dipercaya begitu saja, sekalipun pada orang yang tidak dikenal. Padahal, kejahatan kerap muncul dari seseorang yang berpura-pura baik. Misalnya, seseorang tiba-tiba memberi anak makanan atau berniat mengantar anak pulang dari sekolah. Selain itu, orang-orang dekat di luar keluarga juga berpotensi melakukan tindak kejahatan, lho, Parents.
Ajarkan sang buah hati untuk tidak mudah percaya pada orang asing yang belum dikenal. Saat ada orang yang memberikan makanan, menawari jemputan, atau mengajaknya pergi ke suatu tempat, anak harus berani berkata “tidak”. Ajarkan Ia untuk segera mencari bantuan ke Satpam atau penjaga lokasi. Tanamkan insting anak untuk selalu waspada dengan lingkungan sekitarnya.
3.Anggota Tubuh dan Konsen
Anggota tubuh anak adalah milik pribadi yang harus dijaga sendiri. Saat mengajarkan anak melindungi diri, sampaikan kepadanya bahwa tidak ada satu orang pun yang boleh membuka pakaiannya selain orang tua. Selain itu, katakan pula kepadanya bagian-bagian tubuh mana yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain, serta siapa saja yang boleh menyentuhnya.
Di samping itu, ajarkan juga kepadanya untuk bisa menghormati tubuh orang lain dengan tidak memegang, mencubit, atau memukul teman-temannya. Ini juga dapat menjadi caranya belajar tentang menghormati orang lain Parents.
Di Charm Girl’s Talks ada artikel mengenai konsen yang dapat dibaca sang buah hati, lho, Parents! Jadi jangan lupa di check ya!
4.Jadikan Anda, Sebagai Orang Tua Menjadi Tempat Aman
Menyadari bahwa seorang anak akan pernah menjadi korban kejahatan, mulai dari dicubit teman, dipukul, sampai pelecehan seksual adalah sebuah kenyataan yang pahit. Namun sayangnya, tidak semua tindakan tersebut diceritakan kepada orang tua mereka. Akibatnya, anak bisa mengalami trauma dan ketakutan untuk bergaul dengan teman-teman dan lingkungannya.
Mengajarkan anak melindungi diri harus diiringi dengan sikap terbuka dalam berkomunikasi. Sebagai orang tua, ada baiknya Anda bersahabat baik dengan anak. Gunakan selalu bahasa yang santun serta tidak mudah menyalahkan anak atas perbuatan yang dilakukan. Dengan demikian, anak akan percaya sepenuhnya kepada Anda dan tidak takut bercerita apa pun atas segala hal yang terjadi pada dirinya di luar rumah.