Menstruasi atau haid adalah proses peluruhan lapisan dinding rahim yang terjadi setiap bulan. Proses ini terjadi secara berulang sehingga menjadi suatu siklus. Itulah mengapa keseluruhan proses dari menebalnya dinding rahim hingga keluarnya darah dari vagina alias Miss V disebut siklus menstruasi.
Panjangnya siklus reproduksi wanita bisa bervariasi, mulai dari 21 hingga 45 hari. Di dalam satu siklus ini, terdapat empat fase yang akan kamu lewati, yaitu fase folikuler, fase ovulasi, fase luteal atau fase sekresi, dan fase menstruasi itu sendiri.
Di sini, kita akan membahas tentang apa itu fase luteal, atau yang disebut juga sebagai fase sekresi. Yuk, simak uraian berikut ini untuk mengetahui pengertian, ciri-ciri, hingga jenisnya!
Apa itu fase sekresi dalam siklus reproduksi wanita?
Fase sekresi atau fase luteal adalah fase dalam siklus menstruasi yang terjadi ketika ovarium telah melepaskan sel telur. Dengan kata lain, ini merupakan fase yang terjadi setelah ovulasi. Biasanya, fase ini berlangsung selama 14 hari dan berakhir saat kamu mengalami menstruasi.
Fungsi fase sekresi dalam siklus menstruasi adalah mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur dan mendukung terjadinya kehamilan. Pasalnya, pada fase ini, sel telur akan bergerak dari ovarium menuju tuba falopi sebelum akhirnya berakhir di rahim.
Sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma akan menempel pada rahim dan berkembang menjadi bakal janin. Namun, kalau sel telur tidak dibuahi atau gagal menempel pada rahim, kehamilan tidak akan terjadi. Sebagai gantinya, kamu mengalami menstruasi. Ini juga sekaligus berarti bahwa fase sekresi juga telah berakhir.
Bagaimana fase sekresi bisa terjadi?
Sel telur dilepaskan oleh sebuah folikel di dalam ovarium. Setelah melepaskan sel telur, folikel tersebut akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum lalu menghasilkan hormon progesteron dan sedikit estrogen.
Salah satu fungsi hormon progesteron adalah menebalkan dinding rahim. Dengan cara ini, rahim akan siap menyambut datangnya sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Ini berarti kehamilan sudah terjadi dan embrio telah siap berkembang menjadi janin.
Namun, kalau kehamilan tidak terjadi, korpus luteum sedikit demi sedikit akan meluruh dan produksi hormon progesteron ikut berkurang. Tanpa adanya hormon progesteron, dinding rahim pun menjadi tipis, lalu luruh bersama darah dan sel telur. Inilah yang kita kenal sebagai menstruasi.
Jenis fase sekresi dalam siklus reproduksi wanita
Fase sekresi biasanya berlangsung selama 12 sampai 14 hari. Akan tetapi, fase sekresi yang berlangsung selama 10 sampai 17 hari juga masih tergolong normal. Berdasarkan perbedaan durasi ini, fase sekresi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu fase luteal singkat dan fase luteal panjang.
1. Fase luteal singkat
Fase luteal atau sekresi yang singkat berlangsung selama 10 hari. Karena durasi fase ini terbilang singkat, rahim tidak punya waktu yang cukup untuk menebalkan dindingnya dan mendukung perkembangan embrio. Sebagai dampaknya, orang-orang dengan fase luteal yang singkat mungkin lebih kesulitan untuk hamil.
2. Fase luteal panjang
Fase luteal yang panjang terjadi setelah 18 hari atau lebih pasca-ovulasi. Orang-orang yang mempunyai fase luteal yang panjang mungkin mengalami masalah hormon yang memengaruhi siklus menstruasinya, misalnya sindrom ovarium polikistik (PCOS).
Ciri-ciri kamu sedang mengalami fase sekresi
Setiap fase dalam siklus menstruasi bisa menimbulkan gejala tertentu pada tubuh, tapi mungkin tidak semua orang mengalaminya. Berikut adalah beberapa ciri yang mungkin muncul ketika kamu mengalami fase sekresi dalam siklus menstruasi.
- Meningkatnya suhu tubuh basal, yaitu suhu tubuh ketika tidak sedang melakukan aktivitas. Akan tetapi, kenaikan ini mungkin sangat kecil dan sulit dideteksi.
- Keputihan yang kental dan berwarna putih pekat. Keputihan ini bermanfaat untuk menghalau masuknya bakteri ke dalam vagina dan rahim.
- Munculnya tanda-tanda yang mirip dengan sindrom pramenstruasi, seperti mood swing, payudara nyeri, dan perut kembung.
- Munculnya jerawat akibat perubahan hormon.
Setelah sekitar 14 hari, berbagai tanda-tanda tersebut biasanya akan berangsur hilang dan kamu pun mengalami menstruasi. Pada fase menstruasi inilah dinding rahim luruh bersama darah dan sel telur, lalu keluar dari tubuh melalui vagina.
Nah, itulah penjelasan mengenai fase sekresi atau fase luteal dalam siklus reproduksi wanita. Mengetahui kapan terjadinya fase luteal merupakan langkah yang penting untuk pasangan yang sedang menanti momongan. Biasanya, hal ini juga didiskusikan dengan dokter kandungan pada pemeriksaan awal.
Sementara bagi remaja perempuan, memahami fase luteal merupakan salah satu cara untuk mengenal tubuhmu lebih dalam. Dengan begitu, kamu juga memahami apa saja yang terbilang normal dan tidak normal pada tiap fase siklus menstruasi.