Salah satu upaya yang sering dilakukan oleh dokter untuk mengatasi keguguran adalah dilatasi dan kuretase. Prosedur ini bertujuan untuk mengangkat jaringan yang mungkin masih tertinggal di dalam rahim. Umumnya, prosedur ini dilakukan secara rawat jalan sehingga pasien bisa pulang pada hari yang sama.
Namun, sama halnya dengan operasi lainnya, kuret juga memiliki risiko yang berkaitan dengan organ reproduksi. Dalam beberapa kasus, pasien dapat mengalami gangguan pada menstruasi dan gejala tertentu yang membuat mereka harus menjalani perawatan lebih lama.
Lantas, bagaimana cara mengembalikan siklus haid setelah kuret? Adakah cara yang bisa dilakukan agar pasien kuret bisa cepat PMS? Yuk, simak jawabannya dalam artikel berikut!
Apa itu kuret?
Dilatasi dan kuretase adalah prosedur yang digunakan untuk membersihkan rahim dari sisa jaringan setelah keguguran atau perdarahan. Prosedur ini biasanya dilakukan oleh ahli bedah umum atau dokter kandungan.
Prosedur dimulai dengan pemberian bius kepada pasien. Kemudian, dokter membuka leher rahim agar alat bedah yang disebut kuret bisa dimasukkan ke dalamnya. Kuret berfungsi sebagai alat pengisap untuk mengangkat jaringan dari dalam rahim pasien.
Waktu yang diperlukan untuk prosedur ini berkisar antara 5 hingga 10 menit saja, tergantung pada penyebabnya. Setelah prosedur selesai, pasien akan dipindahkan ke ruang pemulihan selama beberapa jam.
Beberapa wanita mungkin mengalami rasa sakit pada bagian bawah perut setelahnya, tetapi ada juga pasien yang tidak merasakan efek samping apa pun. Untuk mengatasi keluhan tersebut, dokter akan memberikan obat pereda nyeri. Sementara itu, sampel jaringan yang telah diambil dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
Mengapa wanita perlu melakukan kuret?
Ada beberapa alasan mengapa seorang wanita mungkin perlu menjalani kuret, seperti untuk membersihkan sisa-sisa jaringan di dalam rahim, menghentikan perdarahan yang tidak normal, untuk tujuan diagnosis suatu penyakit, dan masih banyak lagi.
Namun, sebelum melakukan prosedur ini, dokter mungkin merekomendasikan prosedur biopsi endometrium untuk diagnosis yang lebih tepat. Pengambilan sampel ini dilakukan jika pasien mengalami:
- perdarahan rahim yang tidak biasa setelah keguguran,
- perdarahan hebat selama menstruasi,
- perdarahan di luar menstruasi,
- siklus menstruasi yang tidak teratur,
- nyeri hebat di area panggul, atau
- keputihan yang tidak normal.
Sampel jaringan lalu dikirim ke laboratorium untuk diuji. Jika pemeriksaan menunjukkan adanya penyakit atau kondisi yang memerlukan perhatian lebih lanjut, kuretase bisa menjadi opsi. Berikut ini beberapa alasan dokter untuk melakukan kuretase.
- Mencegah infeksi atau perdarahan lebih lanjut dengan membersihkan jaringan yang tertinggal setelah keguguran
- Menghilangkan tumor yang terbentuk dari kehamilan mola (pembentukan tumor di dalam rahim).
- Menghilangkan polip serviks atau rahim yang biasanya bersifat non-kanker.
- Mengatasi perdarahan berlebihan setelah melahirkan.
- Membersihkan sisa-sisa plasenta yang tertinggal di dalam rahim.
Efek samping melakukan kuret
Kuretase merupakan prosedur medis yang aman. Akan tetapi, sama seperti prosedur bedah lainnya, beberapa pasien mungkin mengalami efek samping. Berikut merupakan beberapa contoh efek samping kuret, dari yang ringan hingga lebih serius.
- Kram perut selama 48 jam usai prosedur.
- Nyeri pada area panggul dan perut bagian bawah.
- Perdarahan yang cukup banyak.
- Pusing atau sakit kepala ringan yang berkepanjangan.
- Infeksi pada area kewanitaan.
- Keluarnya cairan berbau busuk dari vagina yang menandakan terjadinya infeksi.
- Leher rahim mengalami robek selama berlangsungnya prosedur.
- Terganggunya siklus menstruasi setelah prosedur, seperti telat haid.
- Perforasi rahim, yaitu terbentuknya lubang pada rahim.
Cara mengatasi efek samping kuret
Efek samping kuret yang paling umum, yaitu nyeri pada area pinggul dan perut bagian bawah, biasanya akan membaik seiring waktu. Namun, apabila kamu merasa khawatir akan efek samping tersebut, sebaiknya berkonsultasilah kepada dokter.
Pada beberapa orang, kuretase juga bisa membuat haid datang lebih cepat atau justru lebih lambat. Siklus menstruasi tidak dapat dipercepat atau diperlambat, tetapi akan kembali normal dengan sendirinya.
Nah, berikut merupakan beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi efek setelah kuret dan merangsang PMS agar cepat datang.
- Beristirahat total selama masa pemulihan.
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
- Menjauhi pantangan makanan jika ada.
- Minum obat pereda nyeri yang diberikan dokter.
- Mengompres perut menggunakan handuk yang dibasahi air hangat.
- Menggunakan pembalut untuk menampung perdarahan.
Jika gejala efek samping kuretase tidak kunjung membaik setelah beberapa minggu, kamu disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan. Konsultasi ini penting agar efek samping yang terjadi bisa diatasi dengan tepat.