Menorrhagia dan penebalan dinding rahim adalah dua kondisi yang sering dikaitkan dengan satu sama lain. Keduanya memang dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berlebihan, selain itu penyebab penebalan dinding rahim dan menorrhagia pun agak mirip. Namun, sebenarnya kedua kondisi ini berbeda banget, Charm Girls.
Menorrhagia adalah perdarahan menstruasi yang berlebihan, baik dari segi volume maupun durasi. Perdarahan menstruasi yang normal biasanya berlangsung selama 3-7 hari dengan volume sekitar 30-40 ml. Sedangkan menorrhagia ditandai dengan perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari atau dengan volume lebih dari 80 ml.
Sementara penebalan dinding rahim, atau yang juga dikenal dengan hiperplasia endometrium, adalah kondisi ketika lapisan dalam rahim (endometrium) menebal. Lapisan endometrium ini biasanya menebal selama masa ovulasi untuk mempersiapkan kehamilan.
Jika tidak terjadi pembuahan, maka dinding lapisan dalam rahim akan luruh saat menstruasi. Namun, jika lapisan endometrium ini menebal secara berlebihan, maka dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang juga berlebihan.
Apa Saja Gejala Penebalan Dinding Rahim?
Salah satu gejala penebalan dinding rahim adalah perdarahan menstruasi yang berlebihan dan tidak normal. Selain itu, ada juga beberapa gejala lain yang bisa menyertainya. Apakah kamu pernah mengalami beberapa hal di bawah ini?
- Tetap perdarahan meski sudah menopause.
- Siklus menstruasi yang aneh, seperti perdarahan yang panjang, siklus menstruasi yang lebih singkat, atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.
- Keputihan yang tidak normal, seperti terlalu banyak, berubah warna, tekstur, dan berbau tidak sedap.
- Nyeri di bagian panggul.
- Sakit saat buang air kecil atau saat melakukan hubungan seksual.
- Kram perut parah.
Lantas, apa yang jadi penyebab penebalan dinding rahim? Kondisi ini biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron.
Estrogen dan progesteron adalah dua hormon yang berperan penting dalam menstruasi dan kehamilan. Estrogen berperan dalam menebalkan endometrium, sedangkan progesteron berperan dalam mempersiapkan rahim untuk kehamilan.
Pada wanita yang mengalami hiperplasia endometrium, kadar progesteronnya rendah sementara hormon estrogen terus meningkat. Hal ini menyebabkan rahim tidak dapat melepaskan lapisan endometrium yang menebal, sehingga lapisan tersebut terus menebal.
Biasanya hiperplasia endometrium terjadi pada wanita yang sudah mengalami menopause. Tapi enggak jarang juga terjadi di fase perimenopause. Apalagi kalau wanita tersebut memiliki beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya penebalan dinding rahim seperti:
- Usia di atas 35 tahun: Risiko penebalan dinding rahim meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah menopause.
- Mengalami gangguan kesuburan.
- Menstruasi pertama kali di usia yang terlalu muda.
- Obesitas: Wanita yang obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penebalan dinding rahim.
- Sindrom polikistik ovarium (PCOS): PCOS adalah kondisi yang ditandai dengan ketidakseimbangan hormon, termasuk kelebihan hormon estrogen.
- Penyakit lain seperti tiroid, diabetes, penyakit kandung empedu, atau autoimun.
- Riwayat menstruasi tidak teratur dan riwayat anggota keluarga yang mengalami hiperplasia endometrium.
- Pernah menjalani terapi radiasi pada area panggul.
- Kebiasaan merokok.
Cara Mengobati Penebalan Dinding Rahim
Kalau kamu merasa mengalami beberapa gejala penebalan dinding rahim di atas, ada baiknya kamu memeriksakan diri ke dokter, Charm Girls. Soalnya hiperplasia endometrium bisa berkembang jadi penyakit lainnya yang lebih berbahaya seperti endometriosis atau bahkan kanker rahim.
Nantinya, dokter akan mencari tahu penyebab penebalan dinding rahim tersebut, memberikan diagnosanya, dan tentu saja pengobatan yang tepat. Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang seperti tes darah, USG transvaginal, histeroskopi, dan biopsi dinding rahim.
Penanganan penebalan dinding rahim tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa pilihan pengobatan yang biasanya akan diberikan oleh dokter di antaranya:
- Obat-obatan: Obat-obatan yang biasanya diberikan oleh dokter untuk mengobati penebalan dinding rahim antara lain progestin, yakni hormon progesteron sintesis yang bisa dikonsumsi secara oral, lewat suntikan, alat kontrasepsi IUD, atau krim vagina.
- Pembedahan: Operasi pengangkatan rahim atau histerektomi adalah cara terakhir yang dilakukan apabila terapi hormon tidak berhasil. Apalagi jika dokter mencurigai bahwa hiperplasia endometrium tersebut terjadi akibat adanya pertumbuhan sel kanker rahim.
Kalau belum mengalami gejala penebalan dinding rahim tersebut, Charm Girls juga bisa mulai melakukan beberapa pencegahan untuk menurunkan risiko mengalaminya. Misalnya dengan mengonsumsi pil KB yang mengandung estrogen dan progestin. Tapi tetap harus dengan rekomendasi dokter, ya.
Alternatif lainnya, Charm Girls bisa menjaga berat badan ideal atau menurunkan berat badan jika dirasa sudah mengalami obesitas. Sebaiknya jangan merokok, ya.
Buat Charm Girls yang memang sering mengalami perdarahan berlebihan saat menstruasi, pastinya sering merasa khawatir dan cemas saat tidur di malam hari. Takut kalau pembalutnya bocor dan mengotori kasur, kan?
Tenang aja, karena sekarang ada solusinya! CHARM Safe Night Sleep Protect+ adalah pembalut celana yang dirancang khusus untuk memberikan perlindungan dari segala sisi saat tidur, bahkan saat pendarahan menstruasi kamu sedang deras-derasnya.
Dengan daya serap 2x pembalut malam biasa, CHARM Safe Night Sleep Protect+ bisa menahan hingga 12 jam, jadi kamu nggak perlu bolak-balik ganti pembalut saat tidur.
Selain itu, pembalut ini juga memiliki desain dan bahan mirip seperti celana dalam sehingga kamu bisa tidur nyenyak tanpa khawatir bocor atau terganggu oleh rasa tidak nyaman dan iritasi.
Jadi, kalau kamu lagi cari pembalut celana yang bisa bikin kamu tidur nyenyak saat menstruasi deras, CHARM Safe Night Sleep Protect+ bisa jadi pilihan yang tepat. Yuk, cobain sekarang!
